Minggu, 03 Juni 2012

Kliring dan Dunia Perbankan


Dalam dunia perbankan, debet dan kredit bukan patokan dana tersebut bertambah atau berkurang karena disini ada sisi asset dan liabilities. Dana yang masuk ke bank berarti berada di sisi liabilities atau yang sering disebut source of fund, jika dana tersebut bertambah di kredit dan jika dana tersebut berkurang di debit. Sedangkan dana yang keluar dari bank berarti berada di sisi asset atau yang sering disebut use of fund, jika dana tersebut bertambah di debit dan jika berkurang di kredit.

Sebagai contoh: Budi menabung uang di bank sebesar 15 juta rupiah secara tunai. Tabungan berada di sisi liabilities karena merupakan sumber dana bagi bank (source of fund), sehingga jika tabungan bertambah di kredit. Jurnal seperti ini:
Db. Kas                                 15 juta (+)
           Kr. Tabungan                     15 juta (+)

Jurnalnya tidak selalu ada positif-negatif, bisa positif-positif bisa juga negatif-negatif. Contoh lainnya Budi memindahkan dana dari deposito ke tabungan. Berarti dana deposito berkurang, sedangkan tabungan tabungan bertambah. Maka jurnalnya :
Db. Deposito                      15 juta (-)
Kr. Tabungan                     15 juta (+)

Kasus diatas merupakan contoh dari pinbuk (pemindahbukuan) debet, karena dananya berasal dari deposito. Jika dananya berasal dari tabungan maka disebut pinbuk kredit.
Contoh pinbuk kredit: Budi meminjam uang 15 juta di bank menggunakan kartu kredit. Uang itu diambil untuk ditabung ke tabungannya berarti pinjaman dan tabungan Budi bertambah. Credit card bertambah di debet, tabungan bertambah di kredit. Jurnalnya :
Db. Loan(Credit Card)    15 juta (+)
Kr. Tabungan                     15 juta (+)
Keseimbangan itu antara debet dan kredit bukan positif dan negatif.

Kliring adalah penghitungan hutang piutang antara peserta kliring secara terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan. Kliring dan transfer berbeda.
·         Kliring : terjadi antar bank yang berbeda tapi dalam satu daerah
·         Transfer : terjadi antar daerah tapi bank yang sama

Berikut adalah contoh macam-macam kasus kliring dan transfer:
·         Kasus 1
Diilustrasikan Joko adalah seorang nasabah Bank Siti di Jakarta dan Atun nasabah Bank Karman yang berada di kota yang sama. Joko menyimpan uang di Bank Siti dalam bentuk simpanan giro, artinya simpanan tersebut hanya dapat diambil menggunakan cek atau bilyet giro. Cek dengan Bilyet Giro berbeda. Cek dapat diambil secara tunai oleh siapapun yang memegang cek tersebut (atas unjuk), sedangkan Bilyet giro hanya dapat diambil jika memiliki akun di sebuah bank (atas pinbuk).

Dari ilustrasi 1 diatas (hitam), Joko melakukan transaksi menggunakan cek kepada Atun sebesar 50 juta. Cek tersebut diterima oleh Atun, oleh Atun uang tersebut tidak ingin dicairkan secara tunai, melainkan langsung dimasukkan ke dalam rekeningnya di Bank Karman. Bank Karman yang menerima cek dari Atun, tidak dapat langsung mengambil uang dari Bank Siti dimana cek tersebut dikeluarkan, namun harus melalui bank sentral, yaitu Bank Indonesia dengan mengirimkan Nota Debet Keluar (atau disebut penyerahan warkat kliring). Kemudian Bank Indonesia mengirimkan Nota Debet itu ke Bank Siti. Oleh Bank Siti, nota itu disebut Nota Debet Masuk. Ketika mendapat konfirmasi dari Bank Siti bahwa rekening giro Joko mencukupi, maka Bank Indonesia memindahkan saldo rekening Koran Bank Siti sebesar 50 juta ke rekening Koran Bank Karman. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Bank Indonesia
Db. R/K pada BI Bank Siti               50 juta (-)
                Kr. R/K pada BI Bank Karman      50 juta (+)

Bank Siti
Db. Giro Joko                                     50 juta (-)
                Kr. R/K pada BI                                  50 Juta (-)

Bank Karman
Db. R/K pada BI                                 50 juta (-)
                Kr. Tabungan Atun                          50 juta (+)

·         Kasus 2
Ilustrasi selanjutnya berdasarkan ilustrasi 1 (merah), apabila saldo Joko pada Bank Siti tidak dapat mencukupi maka Bank Indonesia menolak kliring. Atas kejadian ini mungkin saja Bank Indonesia kemudian mem-blacklist Joko. Maka pencatatannya berubah menjadi :
Bank Indonesia
Db. R/K pada BI Bank Karman     50 juta (-)
                Kr. R/K pada BI Bank Siti                50 juta (+)

Bank Siti
Db. R/K pada BI                                 50 Juta (+)
Kr. Giro Joko                                      50 juta (+)
               
Bank Karman
Db. Tabungan Atun                         50 juta (-)
Kr. R/K pada BI                                  50 juta (-)

·         Kasus 3
Masih sesuai ilustrasi 1 (hijau) jika Atun ingin memberikan hadiah kepada Joko sebesar 100 juta melalui Bank Indonesia. Karena Atun nasabah Bank Karman, maka Bank Karman mengirim Nota Kredit Keluar kepada Bank Indonesia, yang selanjutnya dikirim ke Bank Siti, oleh Bank Siti nota tersebut disebut Nota Kredit Masuk. Maka pencatatannya sebagai berikut :
Bank Indonesia
Db. R/K pada BI bank Karman     100 juta (-)
                Kr. R/K pada BI bank Siti                100 juta (+)

Bank Siti
Db. R/K pada BI                                 100 Juta (+)
Kr. Giro Joko                                      100 juta (+)

Bank Karman
Db. Tabungan Atun                         100 juta (-)
Kr. R/K pada BI                                  100 juta (-)

Macam-macam Nota:
·         Nota Debet Keluar yaitu warkat yang disetorkan oleh nasabah suatu bank untuk keuntungan rekening nasabah tersebut.
·         Nota Debet Masuk yaitu warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas beban nasabah bank yang menerima warkat.
·         Nota Kredit Keluar yaitu warkat pembebanan ke rekening nasabah yang menyetorkan untuk keuntungan rekening nasabah bank lain.
·         Nota Debet Keluar yaitu warkat yang diserahkan oleh peserta lain untuk keuntungan nasabah bank yang menerima warkat.

Maksudnya jika hasil akhirnya menunjukkan tanda (+) berarti bank tersebut menang kliring, dan sebaliknya, jika (-) berarti bank tersebut kalah kliring. Bagi yang kalah kliring harus meminjam dana untuk mencapai GWM minimum kepada peserta kliring lainnya, ini disebut call money. Pinjaman call money ini juga memiliki bunga, bunga ini bisa tahunan (p.a) atau per malam (p.n).  Jika tidak sanggup membayar dan hutang kliringnya banyak, maka BI memiliki kewenangan untuk melikuidasi bank tersebut. Kekalahan kliring tidak berpengaruh pada likuiditas bank, tetapi akan berpengaruh jika saldo R/K bank tersebut di BI tidak memenuhi GWM.

Contoh:

Contoh diatas menunjukkan bahwa Bank karman menang kliring sebesar 2 juta dan Bank Siti kalah kliring sebesar 2 juta. Karena total R/K pada BI Bank Siti kurang dari GWM yang ditetapkan maka Bank Siti wajib melakukan pinjaman untuk menutupi kekurangan GWMnya.

Portofolio Bank:

Dalam bagan diatas, Cash Reserves menjadi penentu likuiditas. Yang terdiri dari Kas dan R/K pada BI (GWM). Deposit di liabilities dialokasikan ke cash reserves dan Loan. Securities di liabilities dialokasikan ke cash reserves juga apabila terdapat Call Money. Capital di Liabilities dialokasikan ke Loan di Assets. Securities di Assets itu ditujukan untuk dibeli. Sedangkan secutities di Liabilities ditujukan untuk dijual. Loan memperoleh alokasi dari deposit ditambah capital, karena beberapa dari deposit sudah dialokasikan ke cash reserves, sehingga butuh tambahan dari capital.
Loan memiliki aturan:
1.       Loan to Deposit Ratio à

2.     Capital harus sebesar 10% àprinsip kehati-hatian/kepercayaan bank (prudent bank)
3.   Untuk KUK (Kredit Usaha Kecil) minimal sebesar 20% loan. Namun untuk alokasi ini harus diambil dari tabungan, karena jika diambil dari giro dan deposito maka akan menyebabkan negative miss match yaitu keadaan ketika dana dengan tingkat bunga yang tinggi disalurkan (dipinjamkan) dengan tingkat bunga yang rendah dan dana dengan jangka waktu pendek, disalurkan dengan jangka waktu yang panjang. Rekening giro itu berfluktuatif dan deposito itu memiliki suku bunga yang tinggi, sehingga keduanya akan sulit jika dialokasikan ke KUK. i tabungan  <i KUK  <i deposit

Macam-macam loan:
·         Konsumtif
·         Investasi
·         Modal kerja, dll.

·         Kasus 4

     Rekening Antar Kantor yang sering disebut juga RAK, merupakan cara kliring melalui Bank yang sama tetapi berbeda daerah. Sebagai ilustrasinya, Atun seorang nasabah Bank BRI di Jakarta ingin mengirim uang ke Joko yang mana seorang nasabah Bank BPD Papua di Mapi. Karena Atun dan Joko berbeda Bank dan daerah, maka harus melalukan transfer di daerah yang memilki cabang Bank BRI dan BPD. Kemudian Bank BRI dan BPD melakukan kliring melalui BI, setelah itu Bank BPD Papua di Makassar melakukan transfer ke BPD Papua di Mapi. Dibawah adalah skema dan pencatatannya di setiap bank.

·         Kasus 5
     Contoh dibawah ini menggambarkan alur dan jurnal yang harus dicatat apabila Atun nasabah Bank Niaga yang tidak memiliki cabang yang satu kota dengan BPD. Maka harus melakukan kliring dengan Bank lain yang memilki cabang di daerah yang sama dengan BPD, kemudian alurnya sama seperti kasus di atas.

·         Kasus 6
Nah sekarang, diilustrasikan Atun berada di Negara yang berbeda dengan Joko ingin mengirim uang. Maka ada 2 cara yang dapat digunakan, yaitu Bank Draft atau payment order, seperti skema di bawah ini:
Cara pertama, Atun menyerahkan uang ke Bank Arab Saudi kemudian Atun menerima Bank Draft yang akan dikirim ke Joko melalui mail transfer kemudian Joko dapat mencairkannya di Bank BRI di Jakarta yang tertera dalam Bank Draft tersebut. Cara kedua, Atun menyerahkan uang ke Bank Arab Saudi kemudian Bank Arab Saudi mengirimkan Payment Order Ke bank BRI di Jakarta dan Joko dapat mencairkan dana tersebut. Jika ingin melakukan transfer antar negara, maka kedua bank harus memiliki kerja sama/hubungan (correspondent bank).


*Setiap nasabah memiliki nomor rekening dan nasabah yang berbeda dan setiap kantor bank memiliki nomor, untuk mempermudah pengelompokkan di neraca asset dan liabilities (deposit)

Setiap hari bank selalu melakukan proses akhir hari per saldo rekening yang terjadi pada hari tersebut. Dan pada akhir bulan bank juga menghitung saldo akhir bulan per rekening yang nantinya akan menjadi saldo awal bulan selanjutnya. Perhitungan saldo akhir bulan yaitu:
Saldo akhir bulan = saldo akhir hari + bunga
Sedangkan perhitungan bunga yaitu:
Note: bunga disisi liabilities dibagi 365 hari; sedangkan disisi asset dibagi 360.


Metode perhitungan bunga:
1.       Saldo terendah
Contoh: tabungan Atun di Siti Bank seperti tabel dibawah dengan tingkat bunga 10%.

2.       Saldo rata-rata
Dalam kasus diatas, maka saldo rata-rata per bulan (50+60+45+35)/4= 47,5 juta
   



3.       Saldo harian
Saldo harian dihitung per perubahan saldo, berdasarkan contoh diatas maka

Menghitung bunga kredit ada 2 cara yaitu:
1.       Flat (Fix rate)
Contoh: leasing à Atun meminjam uang sebesar 10 juta, tingkat bunga 10%/thn selama 3 tahun pinjaman. Maka tingkat bunganya mnenjadi 30%/3thn untuk pinjaman 10 juta. Hasil cicilan bunga akan tetap selama 3 tahun sebesar:






2.       Anuitas à Contoh: Kredit




3 komentar:

  1. Luar biasa, contoh-contohnya sangat membantu ane yang awam :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

      Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

      Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

      Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

      Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

      Hapus
  2. Saya Ibu Hannah Boss, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada individu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (hannahbossloanfirm@gmail.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.

    BalasHapus