Sabtu, 10 Desember 2011

Surat Utang Negara


 Surat Utang Negara merupakan surat berharga
yang dikeluarkan oleh Pemerintah, berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah ataupun Asing yang dijamin pembayaran pokok dan bunganya oleh Negara sesuai dengan masa berlakunya. Surat Utang Negara diterbitkan dengan tujuan tertentu diantaranya untuk membiayai APBN, menutup kekurangan kas jangka pendek, mengelola portofolio utang Negara. Surat Utang Negara berlaku di pemerintahan sebagai suatu mekanisme pemerintahan dalam menutup pembiayaan dalam hal pembangunan atau transfer, saat dana yang tersedia kurang.
Pendapatan pemerintah berasal dari pajak masyarakat yang kemudian dialokasikan untuk pembangunan dan pembayaran transfer, misalnya berupa pembangunan jalan raya, yang nantinya akan dinikmati masyarakat. Sehingga dalam pelaksanaannya pajak harus lebih besar daripada Transfer pemerintah.
Tetapi apabila Negara mengalami defisit terus menerus, maka setiap tahunnya akan melakukan pinjaman. Pinjaman tersebut harus dilunasi pada saat jatuh tempo, apabila tidak bisa membayar utang maka Negara tersebut akan bangkrut seperti Yunani dan Italia.

Solusi :
Saat Negara mengalami defisit sekali, Negara boleh menerbitkan SUN untuk menutupi kekurangannya. Tapi dalam APBN tahun depan, pemerintah harus memperketat pengeluaran pemerintah, menekan impor, dan memperbesar ekspor. Sehingga sebelum jatuh tempo SUN tersebut, pemerintah sudah memiliki dana untuk membayar utangnya.  

Faktor dan Dampak Subsidi

Subsidi merupakan bentuk bantuan keuangan dari pemerintah yang dibayarkan kepada produsen, konsumen atau masyarakat dalam bidang tertentu. Salah satu contohnya adalah pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada produsen dalam suatu industri tertentu, saat industri tersebut mengalami kerugian operasional, dalam rangka mencegah kejatuhan Industri tersebut atau memberikan subsidi pada beberapa komoditas penting bagi masyarakat, misalnya subsidi BBM. Subsidi juga dapat dilakukan untuk mendorong penjualan ekspor, subsidi ini diberlakukan sebagai suatu proteksi terhadap penjualan impor yang berlebih.

Dampak Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Misalkan pemerintah menetapkan subsidi pada salah satu sektor industri, subsidi yang diberikan akan mengurangi biaya produksi sehingga menyebabkan harga jual barang menurun, turunnya harga barang tersebut menyebabkan daya beli masyarakat menjadi lebih tinggi, sehingga dapat menggeser kurva penawaran seperti ditunjukkan pada kurva berikut :

Subsidi dapat menggeser kurva supply dari S menjadi S

Subsidi juga dapat dilakukan untuk mendorong penjualan ekspor, subsidi ini diberlakukan sebagai suatu proteksi terhadap penjualan impor yang berlebih. Karena apabila impor meningkat sementara pendapatan pemerintah menurun, pemerintah akan mengalami defisit. Pada akhirnya pemerintah harus meminjam uang untuk menalangi kekurangan tersebut. Pilihannya bisa pinjam luar negeri atau pinjam uang masyarakat dengan menerbitkan Surat Utang Negara.

Pelaksanaan Sea Games

Dilaksanakannya Sea Games ke 26 di Indonesia, banyak membawa pengaruh  baik terhadap perekonomian Indonesia sebagai tuan rumah. Salah satunya adalah kenaikan pendapatan nasional dari jumlah investasi.
Seperti digambarkan dalam rumus berikut:
Y = C + I + G + (X – M)
Bahwa kenaikan pendapatan, akan sebanding dengan kenaikan konsumsi, investasi dan Impor. Kali ini, akan dibahas mengenai kenaikan pendapatan suatu Negara, yang akan berpengaruh pada faktor-faktor yang sebanding seperti konsumsi, investasi dan Impor sebagai dampak dari pelaksanaan Sea Games. 
·     Kenaikan Konsumsi
Sebagai tuan rumah, Indonesia perlu mempersiapkan banyak hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Sea Games. Baik berupa pembangunan stadion baru, dan perbaikan akses akses jalan yang dirasa akan berpengaruh penting terhadap pelaksanaan Sea games. Selain itu, momen Sea Games, banyak dijadikan sebagai aji mumpung bagi para pengusaha souvenir untuk memproduksi lebih banyak barang, ataupun membuka lahan bagi para pebisnis untuk menjual barang dengan tema Sea games yang jelas akan sangat diminati. Hal-hal seperti ini secara efektif dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga mengurangi tingkat pengangguran. Menurunnya tingkat pengangguran menyebabkan pendapatan per kapita dan pendapatan nasional meningkat. Kenaikan pendapatan nasional akan meningkatkan daya beli masyarakat.

 


Daya beli masyarakat yang meningkat menyebabkan terjadinya kenaikan permintaan seperti pada kurva diatas. Dahulu masyarakat hanya mampu membeli barang sebanyak  Q1, saat pendapatannya meningkat maka permintaan akan suatu barang  meningkat menjadi Q2 sehingga menggeser kurva permintaan dari D1 menjadi D2. Naiknya permintaan menyebabkan produsen memproduksi lebih banyak barang untuk menutupi permintaan, sehingga harga pun menjadi meningkat dari P1 menjadi P2.


·     Kenaikan Investasi
Meningkatnya pendapatan Negara karena pelaksanaan Sea Games juga akan meningkatkan Investasi. Hal ini tentu akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan daya beli. Bahkan investor banyak yang membuka lapangan pekerjaan baru sehingga tingkat pengangguran berkurang
·     Kenaikan Ekspor
Diselenggarakannya Sea Games yang melibatkan seluruh Negara di Asia tenggara, menyebabkan banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Ini dapat dijadikan peluang bagi Indonesia sebagai Promosi. Sehingga mampu meningkatkan devisa Negara. Selain itu, dengan banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia akan membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi semakin dikenal oleh Negara lain. Dengan begitu, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan ekspor ke luar negri. Akan meningkatkan penjualan Negara sehingga akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan Negara. Apabila ekspor lebih besar dari impor maka, surplus akan terjadi.

Solusi :
Indonesia harus sering memanfaatkan momen seperti ini, karena ada banyak sekali dampak postifnya. Untuk itu, Indonesia harus mempersiapkan dan merencanakan dari jauh hari momen apa saja yang menjadi target acara.

Efek Korupsi

Korupsi merupakan suatu perilaku dari oknum pada posisi yang memungkinkan untuk melakukan penyelewengan yang illegal dalam rangka memperkaya diri, dengan dana yang tidak seharusnya. Di Negara kita korupsi bukanlah hal yang baru, bahkan Indonesia menjadi Negara dengan tingkat korupsi tertinggi di Asia.
Korupsi berarti berkurangnya pendapatan Nasional dari sector public karena mempertinggi biaya produksi. Tingginya biaya produksi tersebut otomatis menaikkan harga jual barang. Sedangkan di sisi konsumen, harga naik mengakibatkan permintaan akan barang tersebut menurun dan laba perusahaan juga menurun. Seperti gambar kurva berikut :

 

Perusahaan digambarkan sebagai produsen di dalam siklus ekonomi, dimana produsen nantinya akan memberikan upah, sehingga ada aliran dana dari perusahaan atau produsen kepada masyarakat, apabila laba perusahaan menurun maka upah yang diterima oleh masyarakat juga akan menurun. Penurunan itu akan berdampak pada penurunan konsumsi, karena daya beli masyarakat yang rendah. Hal ini juga berpengaruh pada minat masyarakat akan menabung.
                                                 Y= C + S
Persamaan diatas membuktikan bahwa pendapatan yang menurun akan menurunkan konsumsi dan minat menabung. Menurunnya minat menabung dari masyarakat menyebabkan dana yang tersedia di Bank menjadi sedikit. Sementara pada sisi masyarakat yang lain kebutuhan akan kredit sangat diperlukan demi menutupi kebutuhan akibat kurangnya pendapatan. Karena jumlah uang yang tersedia sedikit, sementara banyak orang yang menginginkan kredit, maka Bunga bank akan meningkat. Disini muncul kekacauan ekonomi. Dan terjadinya Inflasi, yang dimulai dari sedikitnya orang yang menabung, sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat sangat banyak.

Solusi :
Hal ini dapat diatasi dengan diberlakukannya kebijakan moneter oleh Bank sentral, yang berwenang untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Misalnya dengan menaikkan tingkat suku bunga sehingga banyak orang yang ingin menabung.
Hal ini sangat menggambarkan perbedaan pendapatan yang mencolok antara pelaku korupsi, dan masyarakat sebagai individu yang terkena dampak dari korupsinya. Jika hal ini terus berlangsung, maka akan sangat mengacaukan tingkat perekonomian dan menimbulkan kesenjangan pendapatan.

Analisis Retribusi Jalan Tol Lintas Jawa dengan Pendapatan Asli Daerah

Fenomena :
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan yang signifikan bagi pembiayaan rutin dan pembangunan di suatu daerah otonom, dimana komponen utamanya adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah dan retribusi daerah. Jumlah penerimaan komponen pajak daerah dan retribusi daerah sangat dipengaruhi oleh banyaknya jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang diterapkan serta disesuaikan dengan peraturan yang berlaku yang terkait dengan penerimaan kedua komponen tersebut.
Salah satu bentuk retribusi daerah yang dapat dimanfaatkan untuk mengisi penerimaan pemerintah tersebut adalah retribusi jalan tol. Pemerintah daerah memberikan pelayanan berupa fasilitas jalan tol bagi masyarakatnya, dan masyarakat yang menggunakannya memberikan retribusi sebagai bentuk “terima kasih” kepada pemerintah. Retribusi tersebut merupakan pendapatan bagi pemerintah daerah, yang dapat digunakan untuk membiayai APBD mereka.

Efek :
Pemerintah daerah tentunya memiliki target pendapatan yang ingin dicapai dari retribusi jalan tol ini. Jika jalan tol di suatu daerah semakin banyak dan vital jalurnya, maka pemerintah dapat menentukan tarif yang cukup tinggi bagi masyarakat yang ingin menggunakannya. Dengan tarif retribusi tol yang tinggi, maka pendapatan pemerintah daerah tersebut akan semakin meningkat. Pendapatan pemerintah daerah yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan dan sarana yang lebih baik kepada masyarakatnya. Maka kesejahteraan masyarakatnya akan meningkat pula.
Dari analisis ini, maka dapat digambarkan bahwa pajak dan retribusi yang dibayar oleh masyarakat saling berkesinambungan dengan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Pajak dan retribusi daerah mempengaruhi pendapatan daerah, semakin tinggi pajak dan retribusi yang diterima pemerintah berarti pendapatan daerah juga tinggi. Hal itu secara tidak langsung juga mempengaruhi kesejahteraan masyarakat daerah tersebut yang juga akan meningkat. Seperti gambar dibawah ini :


Bertolak belakang dengan hal diatas, ada juga kerugian yang dirasakan oleh sebagian masyarakat akibat hadirnya jalan tol. Misalnya saja seperti puluhan warung makan sederhana dan makanan serta rumah makan atau restoran di sepanjang jalur utama pantai utara (pantura) Losari hingga Mundu Kabupaten Cirebon satu persatu bangkrut. Sepinya para pembeli tersebut diduga setelah beroperasinya tol Palimanan-Kanci (Palikanci), terlebih lagi tol Kanci-Pejagan.
Rumah makan yang bangkrut merupakan dampak negatif pembangunan infrastruktur. Hal itu diduga tidak ada antisipasi secara maksimal oleh pemerintah daerah maupun pusat. Kondisi demikian sebenarnya bukan hanya merugikan masyarakat melainkan juga pemerintah karena menambah jumlah pengangguran di daerah. Setiap rumah makan sederhana setidaknya mempekerjakan lima orang karyawan.
Pemerintah daerah sebenarnya dirugikan atas kondisi yang dialami para pengusaha rumah makan di Pantura Cirebon sebagai dampak dari pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan. Perhitungan kasar pendapatan asli daerah dari pajak rumah makan cukup besar bisa mencapai Rp 1 miliar. Mereka biasanya taat dalam membayar retribusi bagi daerah. Banyaknya rumah makan yang tutup, menyebabkan daerah kehilangan uang ratusan juta rupiah.

Solusi :
Pemerintah bertanggung jawab atas terjadinya fenomena tersebut. Mereka seharusnya cepat tanggap dan sudah memikirkan solusi atas masalah ini bahkan sebelum hal ini terjadi. Alokasi pendapatan pemerintah daerah yang didapat dari pajak dan retribusi daerah harus dapat dimaksimalkan untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah dapat menyediakan lapangan pekerjaan lain, atau membuat alternatif lainnya agar pembangunan yang seharusnya berdampak baik tidak merugikan beberapa golongan masyarakat, dan kesejahteraan setiap masyarakat dapat terwujud.

Selasa, 29 November 2011

Analisis Jurnal Sektor Tembakau

Peranan Sektor Tembakau dan Industri Rokok dalam Perekonomian Indonesia :
Analisis Tabel I-O
Tahun 2000

Prajogo U.  Hadi dan Supena Friyatno
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Jl. A. Yani No.  70 Bogor 1616

Tema atau Topik Penelitian
Peranan Tembakau terhadap Perekonomian Indonesia.

Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara pengekspor tembakau terbesar ke enam di dunia, tetapi belakangan ini muncul kontroversi terhadap komoditas tembakau tersebut karena selain memberikan pemasukan yang besar terhadap kas negara, tembakau juga memiliki sisi negative dari segi kesehatan. Untuk menangani hal tersebut pemerintah berinisiatif untuk menaikan cukai rokok agar konsumsi terhadap tembakau menurun. Berdasarkan  fenomena tersebut maka analisis ini dibuar untuk memberikan gambaran mengenai dampak dari kebijakan pemerintah itu terhadap perekonomian Indonesia. Untuk mengetahui keadaan perekonomian Indonesia dari sektor pertanian tembakau setelah pemerintah menaikan cukai rokok.

Metodologi
Metodologi yang digunakan adalah kuantitatif yang di sempurnakan dengan kualitatif. Kinerja ekonomi tembakau dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu (1) perkembangan luas areal, produksi, dan produktivitas pertanian tembakau; (2) perkembangan jumlah industri pengolah berikut produksi dan penyerapan tenaga kerja; dan (3) sifat konsumsi produk tembakau. Untuk analisis perkembangan digunakan metode pengukuran trend sebagaimana ditunjukan pada persamaan (1)sebagai berikut :



Dengan adanya tekanan yang makin kuat oleh gerakan anti rokok dan meluasnya kawasan bebas rokok, maka permintaan akan produk tembakau diperkirakan akan menurun yang akan menyebabkan laju pertumbuhan produksi rokok dan tembakau (β) akan mempunyai nilai negative, yang berarti menurun. sifat konsumsi produk tembakau dapat dilihat dari bentuk kurva Engel, baik untuk daerah pedesaan maupun perkotaan. Untuk itu digunakan metode grafis.
Peranan tembakau dan produk terunannya dalam penciptaan penerimaan negara dapat dilihat dari pangsa jumlah cukai rokok terhadap devisa dapat diukur dari neraca perdagangan, yaitu apakah perdagangan produk tembakau lebih banyak menciptakan atau menyerap devisa negara.

Statistik Perkebunan Tembakau 2005-2007 (Ditjen Perkebunan, 2006).
Tahun
Luas Areal (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (kg/ha)
2000
239.737
204.329
852
2001
260.738
199.103
764
2002
256.081
192.082
750
2003
256.801
200.875
782
2004
200.973
165.108
822
2005
198.212
153.470
774
2006
172.234
146.265
849
Laju (%/th)
-6,37
-5,98
0,39

Harga tembakau di pasar dunia cenderung menurun selama 8 tahun terakhir (1997-2004) dengan rata-rata 2.34 persen/tahun, padahal pada periode sebelumnya masih meningkat 3,10 persen’tahun, padahal pada periode sebelumnya masih meningkat 3,10 persen/tahun selama 1962-1986 dan 1,96 persen/tahun selama 1986-1997. Menurunnya harga tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh terjadinya kelebihan produksi karena menurunnya permintaan.
Rata-rata Konsumsi Produk Tembakau per Kapita per Minggu di Indonesia, 2006

Produk
Kota
Desa
Rataan
Rokok kretek filter (bt)
6,747
5,152
5,855
Rokok kretek tanpa filter (bt)
2,970
3,427
3,226
Rokok putih (bt)
0,696
0,636
0,663
Tembakau (g)
1,4
9,1
5,7
Total rokok (bt)
10.431
9,215
9,744



Hasil dan Analisis
Tanaman tembakau diusahakan oleh rakyat (perkebunan rakyat, PR) dan perkebunan besar negara (PBN). Tanaman ini pernah diusahakan juga oleh perkebunan besar swasta (PBS) tetapi hanya sampai dengan tahun 1983. Perkembangan luas area, produksi, dan produktivitas tembakau di Indonesia selama 2000-2006 diperlihatkan pada table di atas. Terlihat bahwa luas areal dan produksi menurun dengan rata-rata masing-masing 6,37 persen dan 5,98 persen per tahun. Lebih lambatnya laju penurunan produksi disebabkan oleh meningkatnya produktivitas rata-rata 0,39%
Produk tembakau yang dikonsumsi penduduk di Indonesia terdiri dari rokok kretek filter, rokok kretek tanpa filter, rokok pituih, dan tembakau. Sebagian besar produk tembakau yang dikonsumsi adalah rokok kretek filter.
Untuk semua jenis rokok, rata-rata jumlah konsumsi adalah 10,413 batang untuk di daerah perkotaan dan 9,251 batang di daerah perdesaan atau 9,744 batang untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Rokok kretek filter dan rokok putih lebih banyak dikonsumsi masyarakat perkotaan, sedangkan rokok kretek tanpa filter lebih banyak dikonsumsi di daerah perdesaan.
Hubungan antara konsumsi per kapita dan pendapatan rumah tangga per kapita (diproksi jumlah pengeluaran) secara grafis di sebut Kurva Engel. Hubungan tersebut untuk daerah perkotaan cenderung linier, sedangkan untuk daerah perdesaan cenderung konveks dan terjadi peningkatan tajam pada golongan pendapatan paling tinggi. Secara rata-rata, hubungan tersebut cenderung linier. Jika pendapatan terus meningkat, maka konsumsi rokok akan meningkat, terutama di perdesaan.
Sumber penerimaan Negara
Cukai hasil tembakau merupakan salah satu sumber penerimaan negara dari dalam negeri. Sebagian besar penerimaan cukai berasal dari hasil tembakau (sekitar 95%).
Tembakau dan produk tembakau bukan merupakan sumber devisa negara karena impor tembakau sebagai bahan baku industri rokok dan impor produk tembakau (rokok) untuk konsumsi langsung bersifat menguras devisa negara.
Year
Ekspor
Impor
Defisit
2000
71,287
114,834
43,547
2001
91,404
139,608
48,204
2002
76,684
105,953
29,269
2003
62,874
95,190
32,316
2004
90,618
120,854
30,236
2005
117,433
179,201
61,768
2006
107,787
189,915
82,128
Laju (%/th)
6,82
7,64
8,68


Kesimpulan dan Rekomendasi
Produksi tembakau di Indonesia semakin menurun karena menurunnya luas area yang digunakan untuk menaman tembakau. Selain itu penurunan produksi tembakau di sebabkan oleh tidak adanya dukungan Pemerintah terhadap pengembangan tembakau ini. Karena peranan tembakau hanya memberikan sumbangan sekitar 7 persen terhadap penerimaan negara dari dalam negeri, sedangkan di segi Internasional lebih banyak menguras devisa negara dibanding dengan pendapatan yang diterima negara.
Pengembangan sektor tembakau dan industri rokok harus memperhatikan keseimbangan antara aspek ekonomi dan juga aspek kesehatan. Dimana saat memperhatikan aspek kesehatan Pemerintah menaikkan cukai yang tinggi untuk tembakau dan itu bisa mematikan industri rokok dan pertanian tembakau. Tetapi penentuan cukai juga tidak boleh terlalu rendah karena ditakutkan dengan harga rokok yang murah makin banyak masyarakat yang mengkonsumsi rokok. Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah jangan sampai generas muda zaman sekarang terjebak kedalam kebiasaan merokok karena dapat merusak kesehatan. Mungkin dengan cara menurunkan kandungan nikotin dan tar dalam rokok perlu dikurangi melalui penemuan varietas tembakau yang mempunyai kandungan nikotin dan tar yang rendah, sehingga antara aspek kesehatan dan juga aspek ekonomi. Dimana Pemerintah bisa memperhatikan kesehatan masyarakatnya tanpa harus mematikan pertanian tembakau dan juga industri rokok selain itu Pemerintah juga mendapatkan pendapatan negara dari dalam negeri.